Bis puisi melaju dari tepian Nil menuju wilayah kampus Al Azhar dalam gemerlap malam kota seribu menara, Kairo. Di seberang kampus Al Azhar, rombongan Wisata Puisi disambut ramah oleh perwakilan mahasiswa asal Indonesia, dan diantarkan menuju gedung pertemuan yang menjadi lokasi agenda Pentas Puisi Mesir. Memasuki gedung yang bernama Rumah Budaya Rubu Gamaliyah, kami […]
SelengkapnyaAsrizal Nur Kemanapun kota pergi kau tetap Ibu Kaulah tempat anak-anak membawa ibu Kemudian diantara mereka melahirkan ibu-ibu Maka berkumpulah para ibu Sehingga kami mengenal Indonesia darimu Kota negeri telah berapakali pergi Tapi ibu tetap di sini dengan berbagai macam selendang budaya dipakai zaman silih berganti sebagai tanda kau tetap ibu kini kota pergi lagi […]
SelengkapnyaM. Rasyid Nur Gunung Jantan gagah berdiri. Pantai indah Negeri Berazam Kidung Tuan cinta Negeri. Perisai marwah hindari dendam Pantai Pongkar berpasir putih. Tempat wisata anak tempatan. Andai bertengkar menyisir sedih. Kuat dijaga adat berteman. Bangkit dibuat di Tanjungbatu. Gurih terasa nikmat di lidah. Lilit dikebat hidup bersatu Perih tiada rakyat bermarwah. Kueh bangkit mari […]
SelengkapnyaBertalu gendang saling bertaut Ditingkah gambus seniman Bintan Dulu pantun indah di mulut Telah jadi sastra lisan Melantun indah suara gadis Dendang Melayu ia nyanyikan Pantun pula telah ditulis Sekarang saatnya kami multimediakan (Asrizal Nur) Pantun bagi saya umpama sabana terhampar dengan rimbunan rumputan, oase bening dan berbagai pohonan tumbuh memberi kehidupan bahagia bagi makhluk […]
SelengkapnyaSetelah sukses melakasanakan kegiatan menulis puisi untuk buku puisi 1000 Guru ASEAN dan berhasil mencatat Rekor MURI tahun 2018, kemudian tahun 2021 kegiatan menulis pantun dan menerbitkan Kumpulan Pantun Nasihat 1000 Guru ASEAN,mencatat Rekor MURI, serta melakasanakan kegiatan menulis gurindam dan menerbitkan buku kumpula Gurindam Kalbu dan juga berhasil mencatat Rekor MURI tahun 2022, tahun […]
SelengkapnyaGURINDAM KATARAGA Karya: Asrizal Nur KEPALA Apa tanda berkepala lapang, terbuka menerima pikiran orang. Apa tanda kepala sempit, mudah bicara berfikir sulit. Bila kepala berpikiran sempit, masalah mudah menjadi rumit. RAMBUT Kalau rambut sudah beruban, cinta dunia mulai tinggalkan. Kalau rambut sudah memutih, Tahulah diri kafan yang putih. MATA Bila mata suka membaca Masa tua […]
Selengkapnya