Deskripsi Produk Gagasan menerbitkan Antologi Puisi Etnik Nusantara Pelajar ASEAN ini adalah meningkatkan minat pelajar dalam menulis puisi, mengenal kebudayaannya dari usia dini sehingga melahirkan rasa cinta dan kebanggaan kebudayaan masing-masing dan rasa cinta itu lahir pula tanggung jawab menjaga dan melestarikannya. Antologi Puisi Etnik Nusantara Pelajar ASEAN ini memuat 1249 puisi dari berbagai penulis […]
SelengkapnyaHALAMAN GEDUNG SENAYAN Karya: Hening Wicara Ketidakadilan telah menyeragamkan langkah mereka Alih-alih berjalan santai ke tepi sungai Membiarkan derita mengalir ke pantai Mereka memilih berlari ke gedung itu Dan dalam sekejap mereka sulap halamannya Jadi lautan manusia Menjelang senja, Halaman itu berubah jadi arena Tempat mereka berorasi tanpa gentar Menuntut dewan perwakilan di […]
SelengkapnyaANGIN GURUN Karya: Hening Wicara Nil adalah sungai yang santun Ia mengalirkan harapan dari hulu ke hilir Anginnya berbisik lembut semilir Namun kadang Angin Nil berubah garang Disapunya gurun dan berembus ganas ke dalam kota Membawa pasir derita dalam gulungannya Bagi Nil itu adalah pengingat Bahwa saat air kehidupan mengalir ke tengah […]
SelengkapnyaDESIR PASIR MESIR Karya: Hening Wicara Mesir, Aku sampai di pintu negerimu Dengan setangkai bunga rindu Yang kuselipkan di telinga waktu Sejak kudengar desir pasirmu Hendak kudatangi sungai abadi Yang alirnya menari di tengah sahara Membasahi gersang jaman Mendenyutkan jantung peradaban Hendak kurasakan sejuk air misteri Yang telah menyelamatkan nyawa Musa Yang […]
Selengkapnya“Seiring usia, muncullah bijaksana. Seiring perjalanan, muncullah pemahaman.” (Sandra Lake). Malam itu, rombongan Wisata Puisi Korea menikmati tidur pulasnya sebagai penggenap tidur malam hari sebelumnya yang berlangsung di udara. Hingga paginya, dering ‘wake up call’ dari pihak hotel menjelma jadi malaikat yang menyelamatkan banyak peserta dari kata ‘terlambat’ akibat bunyi alarm di ponsel […]
Selengkapnya“Perjalanan – itu membuatmu tak bisa berkata-kata, lalu merubahmu menjadi seorang pencerita.” (Ibnu Battuta). Destinasi pertama yang didatangi oleh Rombongan PERRUAS dalam agenda Wisata Puisi Korea adalah: Nami Island. Sebuah pulau kecil yang terletak di tengah sungai Han. Pulau tersebut terbentuk lantaran tanah sekitarnya tergenang oleh air sungai yang naik setelah pembangunan Bendungan Cheongpyeong […]
SelengkapnyaPerjalanan adalah guru. Ia memberi kita pelajaran yang tidak diberikan oleh kelas manapun di dunia, yaitu tentang: kesabaran, empati, dan kerendahan hati. (Rumi). Kembali, PERRUAS (Perkumpulan Rumah Seni Asnur) mengadakan Wisata Puisi, kali ini dengan destinasi: Korea Selatan. Sebuah negara yang dijuluki dunia sebagai ‘Land of Morning Calm’ (tanah pagi yang tenang). Ya, Korea Selatan […]
SelengkapnyaRombongan bersiap meninggalkan Mesir di benua Afrika menuju Saudi Arabia di benua Asia, masuk melalui kota Jeddah. Menjelang waktu terbang di sore hari, rombongan kembali melakukan City Tour. Kunjungan pertama di hari ke-4 itu adalah: Pabrik Kertas Papirus Di pabrik kertas tsb, rombongan mendapat pengarahan terkait pembuatan kertas yang cantik dan unik berasal dari tanaman […]
SelengkapnyaDeskripsi Produk Puisi wisata, demikianlah yang dipilih oleh 42 penulis di buku Bertemu Seoul ini. Kota Seoul khususnya dan Korea Selatan umumnya menjadi pilihan penulis untuk memotretnya jadi puisi. Buku Antologi Bertemu Seoul memuat berbagai tema, dari tema impian, rindu. keindahan alam, seni budaya dan sejarah jadi potret Korea Selatan dalam untaian puisi. Buku Antologi […]
SelengkapnyaBis puisi melaju dari tepian Nil menuju wilayah kampus Al Azhar dalam gemerlap malam kota seribu menara, Kairo. Di seberang kampus Al Azhar, rombongan Wisata Puisi disambut ramah oleh perwakilan mahasiswa asal Indonesia, dan diantarkan menuju gedung pertemuan yang menjadi lokasi agenda Pentas Puisi Mesir. Memasuki gedung yang bernama Rumah Budaya Rubu Gamaliyah, kami […]
SelengkapnyaAsrizal Nur Kemanapun kota pergi kau tetap Ibu Kaulah tempat anak-anak membawa ibu Kemudian diantara mereka melahirkan ibu-ibu Maka berkumpulah para ibu Sehingga kami mengenal Indonesia darimu Kota negeri telah berapakali pergi Tapi ibu tetap di sini dengan berbagai macam selendang budaya dipakai zaman silih berganti sebagai tanda kau tetap ibu kini kota pergi lagi […]
SelengkapnyaM. Rasyid Nur Gunung Jantan gagah berdiri. Pantai indah Negeri Berazam Kidung Tuan cinta Negeri. Perisai marwah hindari dendam Pantai Pongkar berpasir putih. Tempat wisata anak tempatan. Andai bertengkar menyisir sedih. Kuat dijaga adat berteman. Bangkit dibuat di Tanjungbatu. Gurih terasa nikmat di lidah. Lilit dikebat hidup bersatu Perih tiada rakyat bermarwah. Kueh bangkit mari […]
Selengkapnya