HALAMAN GEDUNG SENAYAN Karya: Hening Wicara Ketidakadilan telah menyeragamkan langkah mereka Alih-alih berjalan santai ke tepi sungai Membiarkan derita mengalir ke pantai Mereka memilih berlari ke gedung itu Dan dalam sekejap mereka sulap halamannya Jadi lautan manusia Menjelang senja, Halaman itu berubah jadi arena Tempat mereka berorasi tanpa gentar Menuntut dewan perwakilan di […]
SelengkapnyaANGIN GURUN Karya: Hening Wicara Nil adalah sungai yang santun Ia mengalirkan harapan dari hulu ke hilir Anginnya berbisik lembut semilir Namun kadang Angin Nil berubah garang Disapunya gurun dan berembus ganas ke dalam kota Membawa pasir derita dalam gulungannya Bagi Nil itu adalah pengingat Bahwa saat air kehidupan mengalir ke tengah […]
SelengkapnyaDESIR PASIR MESIR Karya: Hening Wicara Mesir, Aku sampai di pintu negerimu Dengan setangkai bunga rindu Yang kuselipkan di telinga waktu Sejak kudengar desir pasirmu Hendak kudatangi sungai abadi Yang alirnya menari di tengah sahara Membasahi gersang jaman Mendenyutkan jantung peradaban Hendak kurasakan sejuk air misteri Yang telah menyelamatkan nyawa Musa Yang […]
SelengkapnyaDeskripsi Produk Puisi wisata, demikianlah yang dipilih oleh 42 penulis di buku Bertemu Seoul ini. Kota Seoul khususnya dan Korea Selatan umumnya menjadi pilihan penulis untuk memotretnya jadi puisi. Buku Antologi Bertemu Seoul memuat berbagai tema, dari tema impian, rindu. keindahan alam, seni budaya dan sejarah jadi potret Korea Selatan dalam untaian puisi. Buku Antologi […]
SelengkapnyaAsrizal Nur Kemanapun kota pergi kau tetap Ibu Kaulah tempat anak-anak membawa ibu Kemudian diantara mereka melahirkan ibu-ibu Maka berkumpulah para ibu Sehingga kami mengenal Indonesia darimu Kota negeri telah berapakali pergi Tapi ibu tetap di sini dengan berbagai macam selendang budaya dipakai zaman silih berganti sebagai tanda kau tetap ibu kini kota pergi lagi […]
Selengkapnya