Home » Karya » Esai » Dari Lisan, tulisan, menuju pantun multimedia

Dari Lisan, tulisan, menuju pantun multimedia

Bertalu gendang saling bertaut
Ditingkah gambus seniman Bintan
Dulu pantun indah di mulut
Telah  jadi sastra lisan

Melantun indah suara gadis
Dendang Melayu ia nyanyikan
Pantun  pula telah ditulis
Sekarang saatnya kami multimediakan
(Asrizal Nur)

Pantun bagi saya umpama sabana terhampar dengan rimbunan rumputan, oase bening dan berbagai pohonan tumbuh memberi kehidupan bahagia bagi makhluk yang hidup bersamanya.

Pantun juga umpama panggung pertunjukan memberi ruang bermacam karya,   dari karya jenaka, serius, cinta, surealis, nasehat,  bahkan jadi lagu  dan tari.

Pantun tidak saja melatih  menyusun kata-kata dan bunyi yang disampaikan pada sampiran sekaligus  mengolah gagasan yang disampaikan  isi pantun, Itu sebabnya  berpantun lisan atau tulisan  akan terlihat kemampuan seseorang dalam merangkai kata sekaligus menyampaikan gagasan.

Pantun adalah anugerah terbesar untuk kebudayaan Indonesia yang diwariskan oleh para pendahulu,  tidak saja menjadi ciri khas bangsa sekaligus menuntun diri menjadi pribadi yang santun dan mampu mengolah fikir. Itulah sebabnya saya jatuh cinta pada pantun dan menjadi inspirasi saya untuk mengembangkan, mengangkat dan membuat ia sama disenangi dengan kesenian lainnya.

Pantun itu semakin digali semakin terasa kehebatannya.Dalam keashikan menggali kehebatannya tersebut lalu saya berusaha untuk mengangkat pantun lebih kreatif lagi sehingga pantun tidak saja menyampai kata-kata penuh nasehat, tetapi juga dapat menyampaikan kekayaan budaya Indonesia bak mutiara itu. Maka lahir suatu kegiatan diberi nama : Gerakan Indonesia berpantun budaya dengan melahirkan pantun mutiara budaya Indonesia. Serta pantun diangkat , tidak hanya menjadi sastra lisan, sastra tulisan kini menjadi pantun multimedia yang dapat dibaca, didengar dan ditonton. 

Bersama Perkumpulan Rumah Seni Asnur kami mencoba menyelenggarakan gerakan Asean berpantun dengan nama :gerakan pantun nasehat  1000 guru Asean dengan melahirkan kumpulan pantun nasehat 1000 Guru Asean walau melalui waktu yang lama dari akhir tahun 2018 hingga akhir tahun 2020  terwujudlah Buku tersebut dengan lebih kurang 1200 peserta dari : Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

Gerkan pantun 1000 Guru Asean tidak melalui proses pelatihan, penyelenggara hanya memberi persyaratan standar : Pantun dengan tema nasehat, terdiri dari 2 baris sampiran, 2 baris isi, bersajakan ab ab, 8 – 12 suku kata.Secara kuantitas gerakan pantun se Asean ini berhasil namun secara kualitas masih banyak yang hrus diperbaiki kedepannya. Itulah sebabnya kami lanjutkan dengan program berikutnya yaitu membuat pelatihan menulis pantun dengan tema : pantun guru untuk murid  dari hasil pelatihan ini melahirkan buku : Kumpulan pantun nasihat guru untun murid.

Pada pelatihan menulis pantun nasihat guru untuk murid saya sebagai pelatih utama mengarahkan peserta untuk menulis pantun tidak saja bersajakan ab ab dengan rima bebas (konsonan atau huruf vocal), tetapi berusaha membuat pantun rima ab ab ditandai huruf vocal (terbuka atau tertutup), memiliki rima awal pada akhir kata pertama dan di akhir kata kalimat terakhir. Pada mulanya semua peserta kesulitan dan kewalahan namun akhirnya berhasil dan masing-masing peserta dari jumlaj 274  menulis pantun nasihat guru untuk murid 6 (enam) bait.

Ternyata pantun itu sangat mengasikkan dan semakin digali terasa kehebatannya.Dalam keashikan tersebut lalu terinspirasi untuk mengangkat pantun lebih kreatif lagi sehingga pantun tidak saja menyampai kata-kata penuh nasehat, tetapi juga dapat menyampaikan kekayaan budaya Indonesia bak mutiara itu. Maka lahir suatu kegiatan diberi nama : Gerakan Indonesia berpantun budaya dengan melahirkan pantun mutiara budaya Indonesia.    

PANTUN MUTIARA BUDAYA INDONESIA                                                                                      

Indonesia memiliki kekayaan bahasa, tetapi tanpa kita sadari setiap saat beribu-ribu bahasa daerah kita hilang, begitu pula adat, pakaian dan prilaku , tanpa kita sadari kita sudah banyak kehilangan kekayaan budaya kita. Ini adalah ancaman serius pada bangsa berdaulat, bangsa yang rapuh adalah bangsa yang kebudayaannya tidak kukuh , nah oleh karena itu diperlukan usaha untuk mempertahan dan mengembangkan kebudayaan untuk memperkuat karakter bangsa. Pantun salah satu pilihan untuk menyuarakan misi kebudayaan tersebut.

Pantun Mutiara Budaya Indonesia menggunakan pola rima ab ab ditandai huruf vocal tertutup dan terbuka, memiliki sampiran dan isi.

Sampiran : mengenalkan potensi budaya dan pariwisata daerah setempat

Isi : Menyampaikan gagasan kebudayaan secara universal

Sampiran

Sampiran : mengenalkan potensi budaya dan pariwisata daerah setempat

Banyak sekali kekayaan budaya, pariwisata,alam, kesenian, kuliner khas  dimiliki setiap daerah. Setiap daerah pasti memiliki kekayaan itu yang tak dimiliki oleh daerah lain. Nah, dengan sampiran yang hanya 2 baris itu pemantun dapat mengggunakan seefektif mungkin untuk mempromosikan budaya daerah yang tak dipunyai oleh daerah lain. Ketika membaca sampiran yang 2 baris itu orang langsung mengenal daerah dimaksud tanpa harus banyak menjelaskan kepada orang. Sampiran itu sudah mengenalkan,  menjelaskan : inilah potensi budaya yang di daerah masing-daerah, ini lah kami.

Usahakan kedua barisnya membawa pembaca mengenalkan daerah itu, tidak meraba-raba lagi untuk mengetahuinya, sebab itu bila baris pertama tentang produk seni budayanya seperti bahasa, adat, seni,pakaian, makanan, kuliner khas, baris kedua dapat  menyebutkan nama tempatnya, atau bersamaan dalam dua baris tersebut.kesimpulannya jangan sia-siakan 2 baris sampiran itu untuk mengenalkan potensi budaya dan daerah masing-masing.

Isi

Menyampaikan gagasan kebudayaan secara universal

 Gagasan atau pesan pantun menyampaikan hal yang berhubungan dengan : Bahasa, seni, adat prilaku baik pesan dalam bentuk pujian, peringatan maupun kritikan agar kebudayaan senantiasa kuat menjadi pilar bangsa,

Puji-pujian betapa hebat Indonesia memiliki pemersatu sehingga Indonesia yang bhinneka dapat disatukan dengan bahasa, pujian pada keindahan karya seni anak bangsa, indahnya bagunan dengan arstitek yang menarik dan menawan sehingga mengangkat daerah tersebut dan puji-pujiaan betapa hebatnya adat negeri yang mengajar tata cara kehidupan masyarakatnya dan puji-pujian lainnya sehingga perlulah kesebudayaan itu dilestarikan, diangkat dan dikembangkan.

Begitu pula bagaimana jadinya bila kekayaan disetiap daerah sudah tak ada, apa jadinya kalau orang Sunda tak punya lagi bahasa Sunda, orang Bali tak punya bahasa Bali dan beribu daerah lainnya yang hampir daerah memiliki bahasa sendiri dan suatu saat mereka tak punya lagi, apa jadinya ?

Begitu pentingnya kebudayaan untuk suatu bangsa maka perlu pula pesan-pesan untuk meletarikan, mengembangkan mengankat kebudayaan bangsa agar tetap lestari, demikianlah yang jarus disampaikan dalam isi pantun budaya ini.

Pelatihan Menulis Pantun Mutiara Budaya Indonesia

Dengan beberapa konsep diatas maka pelatihan pantun budaya dilaksanakan dimulai akhir Juli  sampai awal Oktober 2020 diikuti lebuh 500 orang dan akhirnya lolos hingga pantunnya dimuat di buku dan divideokan berjumlah lebih kurang 350 peserta darI Aceh hingga Papua.

Saya sebagai pelatih utama memulai pelatihan dengan melatih 3 peserta dan untuk selanjutnya akan jadi pendamping pelatih, peserta yang terpilih jadi pendamping pelatih utama adalah : Aning Sabariah dari Aceh, Rina Susanti dari Riau dan Retno Indarsih Soerono.

Siang malam kami berlatih menulis pantun budaya dengan senang dan bahagia, sampai mabuk pantun bahkan dan mengigau pantun.

Pelatihan pantun dilakukan secara online di grup watshaap pantun budaya yang kami bentuk untuk memfasiltasi kawan-kawan yang berlatih. Peserta yang lolos pantunnya naik kelas ke grup lolos, sedang peserta yang belum lolos tetap di grup semula untuk terus mencipta pantunnya hingga lolos.

Peserta pelatihan pantun diikuti bermacam-macam profesi dari guru, seniman, buruh. Pelajar, mahasiswa hingga pejabat.  Pejabat pertama yang ikut pelatihan adalah Sekretaris Daerah Kota Batam, Bapak Jefridin Hamid dan Kepala Kantor Kemeterian Agama kabupaten Bintan  Bapak Erman Zaruddin dan kemudian diikuti oleh Kepala Dinas Pariwiata, Pemuda dan Olahraga Kab. Sumedang Bapak  Hari Tri Santoso

Pelatihan pantun kami semakin gairah dan mengasikan, karena Pak Jefridin memiliki kemampuan berpantun secara spontan dengan bahasa-bahasa melayu yang kental. Setiap hari beliau menulis pantunnya secara spontan  membuat perserta lainnya ikut membalas pantun sehingga grup kami jadi dinamis dengan berbalas pantun. Dan akhirnya loloslah hampir kurang 340 peserta penulis pantun dari Aceh hingga Papua.

Inilah cuplikan pantun mereka :

Tari Seudati menepuk dada
Alunan syair mengiring merdu
Dari budaya kita berbeda
Ikatan sebangsa tetap terpadu
(Aning Sabariah, Aceh)

Istana Pagaruyung di Batusangkar
Jadi wisata warisan Leluhur
Karena adat budaya berakar
Budi pekerti jiwa Luhur
(Heriwyanti, Sumatra Barat)

Danau Raja di kota Rengat
Panorama indah sungguh berseri
Kalau adat senantiasa diingat
Umpama menjaga ibu sendiri
(Rina Susanti, Riau)

Sakti kemilau Batam terukir
Tercatat senarai sejarah tersurat
Bukti budaya dijaga penyair
Semangat berkarya bangsa terangkat
(Jefridin, Kepulauan Riau)

Palang pintu berbalas pantun
Religius Islami berhias syika
Senang hati bersopan santun
Halus tinggi bernilai etika
(Tuti Tarwiyah Adi, Jakarta)

Mpok Bekasi cantik solehah
Kebaya merah kerudung hijau
Tengok seni pantun diolah
Budaya negri semakin kemilau
(Retno Indrarsih Soerono, Jawa Barat)

Kuda renggong lincah menari
Helaran sunat anak Sumedang
Gotong royong milik negeri
Keragaman budaya makin terpandang
(Dadan Andana, Jawa Barat)

Purbalingga kaya batik lawa
Batik ternama dari dahulu
Jaga seni menjaga budaya
Baik pekerti jaga  dahulu
(Budi Soekarno, Jawa Tengah)

Jika beli kain kebaya
Pakai  sari kenongo batik
Jika diri tak berbudaya
Bagai perahu tidak bercadik
(Suhartatik, Jawa Timur)

Tari Pendet sangat menawan
Warisan leluhur  rakyat Bali
Mari angkat ragam kesenian
Kekayaan seni budaya asli
(I Ketut Widiastawa, Bali)

Sungguh enak si kue Bingka
Buah tangan dari Pontianak
Tangguh tegak bangsa merdeka
Tuah pikiran menjadi tonggak
(Puji Astuti, Kalimantan Barat)

Tari Maengket tradisi Minahasa
Jaya sampai ke segala negeri
Lestari tradisi kaya nuansa
Berjaya budaya harum negeri
(Paulus Steven Tuwo – Sulawesi Utara )

Perahu Peledang menuju teluk
Barisan paus Lamafa siaga
Tahu budaya adat berpeluk
Warisan leluhur tetap dijaga
(Paulus Heri Hala, Nusa Tenggara Timur)

Pergi wisata ke Raja Ampat
Lemon Cui wajib dibeli
Merugi bangsa lupa adat
Konon marwah takkan kembali
(Diana Peggy Putinella, Papua)

Pelatihan membuat video pantun

Mungkin inilah baru pertama di Indonesia ratusan  secara kolosal orang membuat video pantun, dari yang pernah berhadapan di kamera hingga belum pernah  sama sekali. Para peserta yang tak pernah terbayang akan berakting depan kamera, kali ini harus mereka berakting di depan kamera untuk membacakan pantunnya.

Semula banyak tak percaya diri bisa membuat video pantun, hal-hal yang sulit terlebih dahulu melintas di kepalanya. Akhirnya video pantun peserta dapat tercipta dengan mudah setelah mengiktui pelatihan membuat video pantun.

Saya melatih peserta dari yang awam hingga peserta yang sudah terbiasa berakting depan kamera,  untuk tidak membebani peserta dan memberi kemudahan dan menyenangkan, kami membolehkan video menggunakan video hanphone, asal posisi pengambilan landscape atau tidak tegak, jangan bergoyang dan minim cahaya. Bagi peserta yang tak bisa keluar rumah karena musibah corona masih melanda dan tak bisa shoting di tempat wisata, cukup di rumah saja dengan menggunakan tembok putih atau latar belakang biru atau hijau.

Pelatihan dilakukan berkali-kali melalui zoom meeting, dari cara membaca pantun, cara rekaman, cara menggunakan camera hanphone, sampai acting depan kamera. Saya melatih dengan sabar dan membuat peserta tidak terbebani.

Hasil video peserta macam-macam ada profesional adapula yang sangat sederhana, namun yang sederhana kami upayakan jadi sempurna, dengan team editing video berjumlah 4 (empat orang) antara lain : Ega Syahringga, Bimo, Putri Thania dan Hoko Salma dan saya pengarah, perjuangan keras mengedit 340 video dilakukan siang malam selama hampir dua bulan, dengan bantuan  beberapa video wisata dan budaya di Youtube ,akhirnya video selesai dengan baik dan menarik.

Pantun Multimedia

Setelah saya berhasil mengkolaborasikan puisi dengan musik, teater, tari, film,lagu menjadi satu-kesatuan pertunjukan yang saya  beri nama Konser Puisi Multimeidia Asrizal Nur. Dalam proses pelatihan pantun mutiara budaya Indonesia munculah ide, mencoba mengangkat pantun ke multimedia.

Pantun multimedia adalah pantun yang berkolaborasi lebih dari 2 (dua) media, untuk pantun mutiara budaya Indonesia setidaknya ada 5 (lima media) yang berkolaborasi :

  1. Pantun (Teks sastra)
  2. Audio Pantun (Pembacaan pantun)
  3. Musik (Ilustrasi Pengiring)
  4. Video (Audio Visual)
  5. Seni Peran

Pentun Multimedia pun tercipta dan jadi tontonan menari di Video yang disiarkan  

Melahui chanel Youtube Rumah Seni Asnur ditonton ratusan ribu.

Setelah ditayangkan terlihatlah kekayaan budaya daerah masing-masing, keindahan daerah se Indonesia, keaneka ragaman dialek bahasa , dan terdengar pula pesan –pesan pantun yang menggugah.

Kini pantun tidak lagi menjadi sastra lisan, sastra tulisan tetapi kami mengangkatnya menjadi pantun multimedia yang mengenalkan mutiara budaya Indonesia.

 

Depok, 30 Oktober 2020

Asrizal  Nur

Penggagas

 

 

Tags in