“Perjalanan – itu membuatmu tak bisa berkata-kata, lalu merubahmu menjadi seorang pencerita.” (Ibnu Battuta).
Destinasi pertama yang didatangi oleh Rombongan PERRUAS dalam agenda Wisata Puisi Korea adalah: Nami Island. Sebuah pulau kecil yang terletak di tengah sungai Han. Pulau tersebut terbentuk lantaran tanah sekitarnya tergenang oleh air sungai yang naik setelah pembangunan Bendungan Cheongpyeong tahun 1944 silam.
Pulau Nami menjadi destinasi populer karena keindahan alamnya dan keromantisan nuansanya. Di sana terdapat taman-taman yang indah dan terawat, pepohonan rindang berbaris rapi, serta galeri-galeri seni yang menggelitik rasa.
Nami Island juga memiliki sejarah yang menarik, yaitu sebagai lokasi syuting drama Korea populer, berjudul: “Winter Sonata” pada tahun 2002. Drama tsb membuat pulau Nami menjadi kian terkenal di kalangan wisatawan domestik dan mancanegara.
Namun sebelum sampai di Nami Island, rombongan Wisata Puisi Korea menikmati makan siang terlebih dahulu di sebuah restoran masakan halal bernama Howon Garden Restaurant. Berlokasi di kawasan Chuncheon, propinsi Gangwon, dengan menu: chicken galbi (ayam panggang).
Cara makan Chicken Galbi di resto Howon Garden ini adalah dengan membungkus potongan ayam yang sudah dimasak sendiri, menggunakan selada atau daun perilla. Bisa juga menambahkan berbagai lauk pauk pendamping ke dalam bungkusan, dan mencelupkannya ke dalam saus ssamjang untuk menambah cita rasa. Jangan lupa pula menambahkan makanan pendampingnya, seperti: kimchi, acar lobak, nasi, atau hidangan sampingan lain yang telah disediakan.
Usai makan siang, peserta Wisata Puisi Korea langsung menyerbu toko souvenir yang berada tepat di pintu masuk restoran. Kedua guide Korea (Tom dan Beibe) sampai kewalahan memperingatkan peserta (yang sebagian besar adalah kaum hawa dan tentu saja hobby berbelanja), untuk segera naik ke bis guna melanjutkan perjalanan menuju pulau Nami yang memukau.
Setiba di tepian sungai Han, rombongan PERRUAS berbaris rapi untuk antri masuk ferry, guna menyeberang selama sekitar 10 menit mencapai gerbang pulau Nami. Di atas ferry, rombongan PERRUAS asyik berfoto bersama, mengabadikan momen di tiap sudut cantik menuju pulau Nami nan eksotik.
Tepat di bawah gerbang pulau Nami, rombongan PERRUAS berfoto bersama menggunakan spanduk Wisata Puisi. Setelah itu, peserta dibebaskan mengeksplor pulau mungil ini selama lebih kurang 3 jam. Dan di pulau Nami ini PERRUAS melakukan syuting video puisi 7 peserta yaitu: Agusnilawati, Sri Elyana Hadi, Ratna Asiawati, Mezra E Pollondou, Sastri, Galang Asmara dan Nurul Khotimah. Berikut salahsatu puisi yang divideokan di pulau Nami, karya peserta asal NTT:
GESEKAN BIOLA DI PULAU NAMI
Karya: Mezra E. Pellondou
Di pulau Nami
aku tidak memilih berjalan sepanjang danau
apalagi duduk di atas batu
berdua bersama Yoo-jin
Aku lebih memilih menjadi biola
yang digesek tangan lembut Joon-sang
sorot matanya berkisah di telingaku
akan kukeluarkan suara semerdu atau selirih yang diinginkan
Di pulau Nami, setiap mimpi hinggap di pucuk waktu
dan akunadalah suara biola yang mendamaikan dunia.
Kupang menuju Seoul, 2025
Setelah puas memanjakan mata di pulau Nami yang memesona, rombongan PERRUAS bergerak ke arah penginapan, namun di perjalanan rombongan menyempatkan makan sore di kawasan Sokcho, Gangwon-do. Di sebuah restoran bernama Misiryeong Hwangtae Yeonga.
Restoran ini menyajikan menu seafood, khususnya Hwangtae, merupakan tahu yang dibekukan secara alami. Hwangtae dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti: sup Hwangtae yang lezat sebagai obat sakit kepala dan penambah tenaga. Cocok sekali bagi para peserta Wisata Puisi Korea yang mungkin kurang tidur karena aktifitas padat selama tour.
Dari restoran seafood Misiryeong Hwangtae Yeonga, rombongan Wisata Puisi Korea bergerak menuju Chungchoho Best Hotel, untuk menginap semalam, sekaligus meluruskan tubuh yang telah rela menempuh perjalanan jauh.
(Bersambung)